Warga menggendong tempaian berjalan menuju sumber air.
Aktivitas semacam itu biasa dilakukan sejumlah warga Kecamatan Cepogo,
Boyolali. Mereka yang tak terfasilitasi pipa penyambung air dari sumber ke
rumah masing-masing, rela menempuh jalan menanjak. Dalam sehari, mereka bisa
lebih dari lima
kali pergi ke sumber dengan tempaian kosong saat berangkat dan tempaian berisi air penuh
saat pulang.
Budaya itu menjadi warna peradaban di lereng Gunung Merapi.
Etos mereka menjalani kehidupan tradisional menjadi pelengkap potret kehidupan pegunungan di sana.
Berjalan kaki, menembus udara dingin dan melupakan lelah demi melangsungkan
kehidupan, itulah kenyataan yang harus mereka hadapi. Sisi kerelaan hati dan keteguhan hidup, mungkin kenyataan itu bisa kita jadikan guru dalam mensyukuri hidup.
0 komentar:
Posting Komentar